Suka puisi gak ? Hahaha... Kebetulan ada temenku buat puisi ini, isinya mengkritisi momen kemerdekaan Indonesia... Baca sendiri deh, kalo ngerti maksudnya, bakalan demen deh ama puisi ini, hehehe... Buat anak JB, pasti ngerti Valent kan? Ini puisinya dia, hehehe...
sebuah karya bangsa ini, mendayaciptakan sebuah momentum kejadian di kala kelengahan kependudukan bangsa asing. sebuah momen sakral yang selalu ditunggu-tunggu pada jamannya. terwujud atas pemikiran kaum intelek akan kecintaan dan kasih sayang akan tanah air. sebuah perjuangan, salah, ribuan perjuangan terlewat saja oleh kertas kertas yang kadang sekarang kita sebut sebagai sejarah. hanya meninggalkan kenangan : rasa cinta ini, rasa cinta itu, dan rasa cinta yang lain. sebuah fenomena akan kebangsaan yang bebas, yang mutakhir, yang tak peduli, yang anarkis, yang kacau! bak kicau burung beo batuk keras berdahak yang berpadu dengan suara mesin penggiling rumput liar lapangan kita bersama.
aku bosan dengan semua ini, aku bosan dengan semua kemunafikan ini, aku bosan dengan segala budaya yang bodoh ini, aku bosan dengan orang orang yang bodoh ini, aku bosan dengan keegoisan ini, aku bosan dengan kebodohan ini, aku bosan dengan segala tipu daya ini, aku bosan dengan kebohongan ini, aku bosan dengan kepemimpinan seperti ini, aku bosan dengan ribuan bendera yang berdiri sendiri dan selalu menjatuhkan bendera yang lain, aku bosan dengan kemalasan ini, aku bosan dengan ketiadaan rasa cinta ini, aku bosan dengan hilangnya persaudaraan ini, aku bosan menulis apa yang membuatku bosan.
revolusi, reformasi, rekreasi!!
terkekang jerat iming iming otoriter yang selalu hanya berujung pada iming iming belaka.
terkekang sepatu kuda yang menancap di leher ini, yang memaksa untuk mengakui dosa yang tak diperbuat.
terkekang kebodohan dan keegoisan yang membuat ribuan yang lain lebih sengsara.
terkekang tisu kering toilet yang menyucikan mayat mayat bau busuk tak berguna.
Well, aku terinspirasi nulis post ini setelah ngeliat salah satu temenku di FS menuliskan nicknya dengan nomor polisi mobilnya. Nomornya ** **** **, pokoknya gitu lah!
Satu komentar saya: BODOH!
Seperti yang kita tahu, banyak media yang mempublish foto-foto mobil dengan nomor polisi yang dibuat blur dengan software photo editor. Nah, hal tsb tentu ada tujuannya. Kalo misalnya (kata guruku, kalo udah pake “kalo” ga boleh ditambahi “misalnya”, tapi biarlah, ngomong dengan logat kayak gini emang nikmat…ups, ga penting…) seseorang memamerkan nomor polisinya di internet dan aku benci orang itu, aku bisa saja ngebayar seseorang untuk memasang bom di mobilnya. Kan udah tau nomornya…Intinya: Nyawa bisa jadi taruhan!!!
Jadi bisa kita ambil kesimpulan kalo kt mamerin nomor polisi di internet secara blak-blakan, itu bisa mengancam keselamatan kita. Sebaiknya jangan deh...pamer2 nomor polisi…nomor polisi boleh cantik, tapi kalo mobilnya ternyata cuma…apalagi kalo tnyata yang punya cuma….(bcanda2)….
Well, kemarin guru inggrisku ngasih teks yang temanya tentang plagiarism (kecurangan di dalam akademis, misalnya mencontek). Kebetulan guruku “kritis”, dikasihlah kita teks tentang “Cut-and-Paste Plagiarism”.
Aku baca teks itu langsung ketawa sendiri. Ternyata di teks itu diceritain kalo di Inggris, a.k.a. United Kingdom, banyak masalah CnP di dalam penulisan essaydengan sumber dari internet oleh murid menjadi sebuah hal yang mengganggu bagi 58% guru n dosen di sana. Aku ketawa setelah tau, bahwa ga cuma pelajar-pelajar Negara Kesatuan Republik Indonesia aja yang mentalnya tokay, tetapi ada juga di UK.
Ohya, bukan untuk ngebandingin Indonesia ama UK sih aku nulis post ini. Aku cuma prihatin aja, CnP kok diandalkan buat mendapatkan nilai akademis yang baik? CnP, menurut saya, adalah hal paling gak bermutu di dalam menyelesaikan sebuah tugas. Kenapa? Nih alasannya:
1.Murid jadi pengecut dan tidak berani mengeluarkan opininya sendiri (ini aku ambil dari teks yang dikasih guruku tadi);
2.Murid jadi gak kreatif, soalnya dengan CnP, murid cuma bisa menyalin pikiran orang, itu pun pake ngelanggar copyright. Memang sih, tidak semua artikel di internet memiliki copyright, tapi misalnya aja kita ngeliat artikel yang kita tulis n publish di internet tiba-tiba ada di skripsi orang, aku yakin kita pingin ngebakar orang yang berani-berani nyuri pikiran kita. Setubuh??? (Setuju???);
3.Misalnya aja kita dikasih tugas ama guru kita (essay misalnya) dan ketika kita diminta untuk presentasi kita menemukan teman yang memiliki kata-kata yang sama persis dengan kata-kata yang kita pake, wah, apa gak malu kalo kita ketauan CnP? Masih mending kalo kita menuliskan kembali apa yang udah kita liat dari sumber, yang satu ini mah langsung CnP! Dibaca pun enggak! Hahaha…Di mana harga diri km???
Dengan adanya post ini, bukan berarti aku ngehakimin orang-orang yang CnP yah…Aku sendiri pernah CnP, tapi akhirnya saya sadar dengan adanya 3 hal di atas. Lagian, menghakimi sesama ‘kan ga boleh :)…Emang kita Tuhan??? CnP sih boleh menurut saya, asal dengan ijin orang yang bersangkutan n harus bs kita bahasakan ulang!!!
Udah dulu ah…capek…Satu saran saya: STOP CNP MULAI SEKARANG!!!
Well, tadi aku liat sebuah acara di salah satu channel TV. Acaranya ttg nyanyi2 di plaza/mall gtu. Ada Afgan, dll. Nah, yang menarik perhatian di acara ini adalah suara yang dikeluarkan oleh penyanyi & alat musik di mana suara mereka bukan suara yang diinput secara “live” melainkan suara yang sudah pernah direkam sebelumnya. Intinya, para penyanyi hanya “menyanyi” dengan lip-sync.
Mengkritisi saja, bukankah acara seperti itu akan lebih berkesan apabila para penyanyi menggunakan suara asli mereka saat itu? Lip-sync di acara seperti itu? Bodohnya lagi, orang-orang yang menonton di tempat itu secara live benar-benar terlihat percaya bahwa suara yang mereka dengar adalah suara langsung penyanyi di depan mereka.
Menurut saya, bila penyanyi macam Agnes Monica menyanyi lip-sync disertai dance akan lebih pantas. Kenapa? Dance akan membutuhkan pengeluaran yang berbeda dalam hal nafas dibandingkan menyanyi, dan logis bila Agnes Monica menggunakan lip-sync dalam performancenya yang disertai dance itu.